Sleep anea dan disfungsi ereksi

Berikut ini kami informasikan mengenai terjadinya sleep apnea (henti nafas saat tidur) dapat mengakibatkan terjadinya disfungsi ereksi.

Apnea dari bahasa Yunani (Greek) berarti tidak bernafas. Terdapat 3 tipe apnea yaitu obstuktif, sentral dan campuran. Tipe obstruktif menjadi tipe terbanyak yang sering terjadi. Meskipun penyebabnya bermacam-macam, sleep apnea ini dapat terjadi berulang kali saat tidur, kejadiannya dapat hingga ratusan kali tiap malam dengan waktu yang bervariasi.

Obstructive sleep apnea (OSA) dapat disebabkan hambatan aliran udara (contoh: lidah jatuh kebelakang saat tidur) sehingga menutup aliran udara tenggorokan. Pada Central sleep apnea, aliran udara tidak dihambat namun otak gagal memberikan sinyal ke otot pernafasan. Sedangkan mixed apnea merupakan kombinasi keduanya. Akibat dari terjadinya henti nafas yang berulang, penderita akan sering terbangun (terjaga) sehingga kualitas tidurnya menjadi rendah.

Penyebab sleep apnea lainnya adalah orang dewasa dengan diabetes melitus, overweight, usia > 40 tahun, meski dapat juga terjadi pada usia muda atau anak-anak.

Kondisi sleep apnea ini banyak tidak diperhatikan dan tidak diterapi, padahal kondisi ini dapat mengakibatkan masalah serius yang signifikan seperti tekanan darah tinggi, penyakit kardiovaskuler, gangguan memori, impotensi dan sakit kepala.

Suatu studi menyebutkan bahwa laki-laki yang mengalami sleep apnea bisa menderita disfungsi ereksi akibat kurangnya oksigen akibat obstruksi atau hambatan pernafasan.

Peneliti dari Universitas Louisville dalam studi terhadap hewan mencit yang diperlakukan mengalami hipoksia intermiten kronik selama 1 minggu, hasilnya 55% mengalami penurunan kemampuan ereksi. Namun menurut peneliti mencit yang kembali diberi oksigen kadar yang standar selama 6 minggu, akan pulih fungsi ereksinya sebesar 74%.

Terapi sekunder menggunakan Tadalafil terbukti pula dapat meningkatkan nitric oxide, dan akhirnya memperbaiki fungsi seksual pada hampir semua mencit ke kadar yang hampir normal.

Makin pendeknya periode hipoksia, berkaitan erat dengan efek aktifitas seksual dan disfungsi ereksi, para ahli tersebut menjelaskan.

Meski studi ini baru dilalukan terhadap hewan, hipoksia intermiten kronik memiliki efek multi sistem dan secara biologi dapat diterima dan dapat juga terjadi pada manusia. Identifikasi dini dan terapi yang efektif penting dilakukan untuk mencegah terjadinya gangguan kesehatan.

Movie Review: Laskar Pelangi

Laskar Pelangi berkisah tentang 10 anak kampung di Desa Gantong, Pulau Belitong, Sumatera. Mereka bersekolah di sebuah SD Muhammadiyah yang bangunannya nyaris roboh dan di malam hari menjadi kandang ternak. Sekolah itu nyaris ditutup jika muridnya tidak sampai 10 orang.

Jika saja tak ada Harun (Jeffry Yanuar), seorang anak berusia 15 tahun dengan keterbelakangan mental, yang disekolahkan oleh ibunya agar tidak hanya mengejar anak ayam di rumah, tentu tidak pernah terjadi kisah ini.

Muslimah (Cut Mini) atau Bu Mus dan Pak Harfan (Ikranagara), dua orang inilah yang meneruskan perjuangan sekolah tersebut. Mereka menginginkan anak-anak miskin berhak untuk menggapai cita-cita. Rasa menyerah, putus asa, dialami Bu Mus dan Pak Harfan karena tidak adanya minat serta biaya bagi kaum miskin untuk menyekolahkan anak-anaknya.

Maklum, bagi kalangan bawah, menyekolahkan anak berarti mengikatkan diri pada beban biaya yang harus ditanggung selama bertahun-tahun. Termasuk tertutupnya kesempatan mempekerjakan si anak secara penuh waktu demi membantu mengurangi beban hidup yang berat.

Namun di hari itu Harun, seorang murid istimewa menyelamatkan mereka. Berkat Harun, jumlah murid genap menjadi 10 orang dan sekolah batal ditutup. Lalu, sepuluh murid itu diberi nama Laskar Pelangi oleh Bu Mus.

Lima tahun berlalu, Bu Mus, Pak Harfan dan ke sepuluh murid dengan keunikan dan keistimewaan masing-masing, berjuang untuk terus bisa sekolah. Di antara berbagai tantangan berat dan tekanan untuk menyerah, Ikal (Zulfani), Lintang (Ferdian) dan Mahar (Veris Yamarno) dengan bakat dan kecerdasannya muncul sebagai pendorong semangat sekolah mereka.

Film ini dipenuhi kisah tentang kalangan pinggiran, kisah perjuangan hidup menggapai mimpi yang mengharukan, serta keindahan persahabatan yang menyelamatkan hidup manusia.

Seperti diketahui, film ini diangkat dari novel dengan judul yang sama, Laskar Pelangi, karya Andrea Hirata. Ini adalah novel pertama Andrea. Kabarnya, novel ini adalah memoar masa kecilnya dan semua pelakunya adalah nyata.

Laskar Pelangi adalah teman-teman masa kecil Andrea saat bersekolah di sekolah kampung yang miskin di Belitong. Tapi, tidak disebutkan secara eksplisit dalam novel itu oleh Andrea Hirata bahwa itu adalah kisah nyata.

Setelah diangkat ke layar lebar, film yang disutradarai Riri Riza itu berhasil menampilkan setting akhir tahun 1970an.

Pemandangan indah dan menarik membuat film ini tak membosankan ditonton dari awal hingga akhir. Isi cerita cukup mewakili penggambaran tentang semangat mengejar cita-cita.

Film ini sukses mencampur aduk perasaan penonton. Ada bumbu serius, lucu, dan sedih.

Ada satu adegan lucu yakni ketika Ical jatuh cinta kepada A Ling. Cinta monyet itu berawal dari membeli kapur. Berikutnya, Ical rela melakukan apapun agar dapat bertemu kembali dengan A Ling, walau untuk itu dia harus membagikan kapur kepada anak-anak Laskar Pelangi.

Nah, apakah film ini sesuai bayangan Anda ketika membaca novelnya? Temukan jawabannya dengan langsung menontonnya sendiri. Anda tak akan puas jika hanya membaca review film Laskar Pelangi.